Penemuan Kebenaran
(Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas kelompok pada mata kuliah filsafat
ilmu)
Dosen pengampu : Soni Samsu Rizal M.Pd.I
Disusun
oleh :
1.
Kokom
Komariah
2.
Lia
Anggraeni
FAKULTAS
TARBIYAH
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH
IBTIDAIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID)
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Ridha dan Inayah-Nya lah kami dapat
menyusun makalah ini. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dan diharapkan kepada
seluruh pembaca dapat memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi
yang disampaikan yakni tentang “Penemuan Kebenaran”. Kami sangat menyadari
bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kekhilapan. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca.
Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung
terselenggaranya makalah ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya, yang
tidak mungkin bisa disebutkan satu persatu.
Semoga
makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi semua para pembaca,
aamiin.
Darussalam,
11 oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFRAT
ISI...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A.
Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
B.
Perumusan Masalah............................................................................................. 2
C.
Tujuan................................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................................... 3
A.
Cara
Penemuan Kebenaran................................................................................. 3
B.
Definisi
Kebenaran............................................................................................. 4
C.
Jenis-Jenis
Kebenaran......................................................................................... 4
D.
Sifat
Kebenaran.................................................................................................. 6
E.
Teori
Kebenaran dan Kekhilafan........................................................................ 6
BAB
III.. PENUTUP......................................................................................................... 8
A. Kesimpulan........................................................................................................ 8
B. Saran.................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran.
Beberapa cara di tempuh untuk memperoleh kebenaran, antara lain dengan
menggunakan rasio seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atau empiris.
Pengalaman-pengalaman yang di peroleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang
lewat penalaran rasional, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat
dimengerti. Ilmu pengetahan harus dibedakan dari fenomena alam. Fenomena alam
adalah fakta, kenyataan yang tunduk pada hukum-hukum yang menyebabkan fenomena
itu muncul. Ilmu pengetahuan adalah formulasi hasil aproksimasi atas fenomena
alam atau simplifikasi atas fenomena tersebut.
Pendidikan pada umumnya dan ilmu pengetahuan
pada khususnya mengemban tugas utama untuk menemukan, pengembangan,
menjelaskan, menyampaikan nilai-nilai kebenaran. Semua orang yang berhasrat
untuk mencintai kebenaran, bertindak sesuai dengan kebenaran. Kebenaran adalah
satu nilai utama di dalam kehidupan human. Sebagai nilai-nilai yang menjadi
fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat kemnusiaan (human
dignity) selalu berusaha memeluk suatu kebenaran. Kebenaran sebagai ruang
lingkup dan objek instrmen manusia sudah lama menjadi penyelidikan manusia.
Manusia sepanjang sejarah kebudayaannya menyelidiki secara terus menerus apakah
hakekat kebenaran itu.
Jika manusia mengerti dan memahami kebenaran,
sifat asasinya terdorong pula untuk melaksanakan kebenaran itu. Sebaliknya
pengetahuan dan pemahaman tentang kebenaran, tanpa melaksanakan kebenaran
tersebut manusia akan manusia akan mengalami pertentangan batin, konflik
spikologis.menurut para ahli filsafat itu bertingkat-tingkat bahkan
tingkat-tingkat tersebut bersifat hirarkis. Kebenaran yang satu di bawah yang
lain tingkatan kualitasnya ada kebenaran instrumen , ada kebenaran mtlak
(instrumen). Ada kebenaran alami dan ada pula kebenaran ilahi, ada kebenaran
khusus individual, ada pula kebenaran umum universal.
B. Perumusan Masalah
1.
Bagaimana Cara Penemuan Kebenaran?
2.
Apa Definisi Kebenaran?
3.
Apa Jenis-Jenis Kebenaran?
4.
Bagaimana Sifat Kebenaran?
5. Bagaimana Teori Kebenaran dan Kekhilafan?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui Cara Penemuan Kebenaran?
2.
Untuk mengetahui Definisi Kebenaran?
3.
Untuk mengetahui Jenis-Jenis Kebenaran?
4.
Untuk mengetahui Sifat Kebenaran?
5. Untuk mengetahui Teori Kebenaran dan Kekhilafan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Cara Penemuan Kebenaran
Cara
untuk menemukan kebenaran dapat dilihat dengan cara ilmiah dan non ilmiah.
Hartono Kasmadi, dkk (1990) menguraikan cara menemukan kebenaran sebagai
berikut.
a.
Penemuan
Secara Kebetulan
Penemuan
kebenaran secara kebetulan adalah penemuan yang berlangsung tanpa disengaja
atau tanpa rencana.
b.
Penemuan
“coba dan ralat” (Trial and Error)
Penemuan
coba dan ralat adalah penemuan yang terjadi tanpa adanya kepastian akan
berhasil atau tidak berhasil kebenaran yang di cari.
c. Penemuan melalui otoritas atau kewibawaan
Penemuan kebenaran melaui otoritas atau kewibawaan
adalah penemuan yang berdasarkan
pendapat orang-orang yang memiliki kewibawaan atau kedudukan dan kuasa.
Pendapat tersebut bukan pendapat yang beraasal dari penelitian melainkan
pemikiran yang subjek subjektivitas.
d. Penemuan Secara Spekulatif
Penemuan
secara spekulatif ini hampir sama dengan penemuan coba dan ralat. Namun
perbedaannya, pada penemuan secara spekulatif ini seseorang membuat beberapa
alternatif pemecahan dan memilih salah satunya. Walaupun ia tidak yakin benar
dengan keberhasilannya.
e. Penemuan kebenaran Lewat Cara Berpikir Kritis dan Rasional
Penemuan
kebenaran lewat cara berpikir kritis dan rasional merupakan cara manusia untuk
menganalisis suatu masalah berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
untuk sampai pada pemecahan yang tepat.
f. Penemuan Kebenaran Melalui Penelitian Ilmiah
Cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah ialah yang
dilakukan melalui penelitian yang kemudian diyakini bahwa ada sebab bagi
ssetiap akibat, dan bahwa pada setiap gejala yang tampak dapat dicari
penjelasannya secara ilmiah.
B.
Definisi Kebenaran
Problematika mengenai kebenaran,
seperti halnya problematika tentang pengetahuan, merupakan masalah-masalah yang
mengacu pada tumbuh dan berkembangnya dalam filsafat ilmu. Apabila orang
memberikan prioritas kepada peranan pengetahuan, dan apabila orang percaya
bahwa dengan pengetahuan itu manusia akan menemuakan kebenaran dan kepastian,
maka mau tidak mau orang harus berani menghadapi pertanyaan tersebut,, sebagai
hal yang mendasar dan hal yang mendasari skap dan wawasannya..
Dalam kamus umum bahasa Indonesia menurut
purwadarminta ditemukan arti kebenaran diantaranya yaitu keadaan sesuatu yang benar,
dan sungguh-sungguh ada. Kebenaran merupakan tema sentral didalam filsafat
ilmu. Secara umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai
kebenaran.
Kebenaran adalah kenyataan yang
benar-benar terjadi. Pernyatan ini pasti, dan tidak dapat dipungkiri lagi. Kita
manusia selalu ingin tahu kebenaran, karena hanya kebenaranlah yang bisa
memuaskan rasa ingin tahu kita, dengan kata lain tujuan pengetahuan ialah
mengetahui kebenaran. Tujuan ilmu juga mencapai kebenaran, dengan kata lain,
dalam ilmu kita manusia ingin memperoleh pengetahuann yang benar, karena
ilmu merupakan pengetahuan yang sistematis, maka pengetahuan yang diituju ilmu
adalah pengetahuan ilmiah.
Kita manusia bukan hanya sekedar
ingin tahu, tetapi ingin mengetahui kebenaran. Kita juga selalu ingin memiliki
pengetahuan yang benar. Kebenaran ialah persesuaian antara pengetahuan dan
obyeknya. Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan
obyeknya.
C.
Jenis-Jenis Kebenaran
1.
Kebenaran absolut,
yaitu kebenaran mutlak ciri kebenaran mutlak adalah kebenaran yang benar dengan
sendirinya, tidak berubah-ubah, dan tidak membutuhkan pengakuan dari siapa pun
supaya menjadi benar. Hal itu bukan
berarti dirinya menjadi
benar, karena tanpa ada atau tidaknya pernyataan tersebut, kebenaran mutlak
telah ada. Kebenaran mutlak berlaku bagi dzat pencipta kebenaran yakni Tuhan.
2. Kebenaran relatif, merupakan kebenaran
yang berubah-ubah. Semua hasil pengetahuan dinyatakan benar, apalagi kebenaran
tersebut memiliki alasan yang logis. Kebenaran relatif tidak akan pernah satu,
melainkan banyak yang tidak akan terbatas, bahkan pernyatan tidak benar atas
yang di pandang benar, adalah dua kebenaran yang kemudian terjebak dalam
relativitas kebenaran.
3. Kebenaran spekulatif, yaitu kebenaran
yang menjadi ciri khas filsafat. Kebenaran ini bersifat “kebetulan”dengan
landasan rasional dan logis.
4. Kebenaran korespondensi, kebenaran yang
bertumpu pada realitas objektif. Kriteria kebenaran korespondensi dicirikan
oleh adanya relevansi pernyatan dan kenyataan, antara teori dan praktik.
5. Kebenaran pragmatis, kebenaran yang di
ukur oleh adanya manfaat suatu pengetahuan bagi kehidupan manusia, baik sebagai
individu maupun kelompok. Jika pengetahuan tidak memberikan manfaat, hal itu
merupakan kesalahan. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan pada untung rugi
suatu perbuatan digolongkan pada kenyataan pragmatisme. Pragmatisme adalah
aliran yang mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya
sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara
praktis. Pegangan pragmatis adalah logika prengamatan. Aliran ini bersedia
menerima pengalaman pribadi, kebenaran mistis, yang terpenting dari semua itu
membawa akibat praktis yang bermanfaat. (Lihat Luhaya S.Pradja, 1997:115)
6. Kebenaran
normatif, yaitu kebenaran yang didasarkan padasistem sosial yang sudah
baku. Misalnya kebenaran karena tuntutan adat kebiasaan atau kesepakatan sosial
yang telah lama berlaku dalam kehidupan kultural masyarakat
7. Kebenaran religius, yaitu kebenaran yang doidasarkan kepada
ajaran dan nilai nilai agama. Kebenaran diperoleh bukan hanyaoleh penafsiran
ajaran secara rasio,melainkan didasarkan pada keimana kepada ajaran yang dimaksudkan.
8. Kebenaran filosofis, yaitu kebenaran hasil
perenungan dan pemikiran refleksi ahli filsafat yang disebut hakikat atau the
nature, meskipun subjektif, tampak mendalam karena melalui penghayatan
exsistensial bukan hanya pengalaman dan pemikiran intelektual semata.(Sutardjo
Wiramihardja,2006:33)
9. Kebenaran estetis, ialah kebenaran yang
didasarkan pada pandangan tentang keindahan dan keburukan.
10. Kebenaran ilmiah ialah kenearan yang ditandai
oleh terpenuhinya syarat-syarat ilmiah, menyangkut relevansi antara teori dan
kenyataan hasil penelitian dilapangan.
11. Kebenaran teologis adalah kebenaran yang
didasarkan pada firman-firman Tuhan sebagai pesan-pesan moral yang filosofis.
12. Kebenaran idealogis, adalah kebenaran karena
tidak menyimpang dari cita-cita kehidupan suatu bangsa. Kebenaran yang seiring
dengan ideologi yang di anut.
13. Kebenaran konstitusional, yaitu kebenaran atas
dasar undang-undang sehingga tindakan yang tidak bertentangan dengan
undang-undang dinyatakan sebagai konstitusional, sedangkan yang menentang
undang-undang disebut sebagai inkonstitusional.
14. Kebenaran logis, yaitu kebenaran karena
lurusnya berfikir. Kebenaran ini dicirikan oleh bentuk pemberian pengertian dan
definisi. Jika premis mayor dan premis minor saling menghubungkan, dan
konklusinya tepat serta akurat, pernyataan yang demikian dikategorikan sebagai
kebenaran logis.
D.
Sifat Kebenaran
Berbagai kebenaran dalam Tim Dosen Filsafat
Ilmu Fak. Filsafat (UGM) (1996 )
dibedakan menjadi tiga hal, yakni sebagai berikut :
1.
Kebenaran
berkaitan dengan kualitas pengetahuan. Artinya setiap pengetahuan yang dimiliki
oleh seseorang yang mengetahui sesuatu objek ditilik dari jenis pengetahuan
yang dibangun yang berupa; pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, pengetahuan
filsafat, dan pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan agama.
2.
Kebenaran
dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dari bagaimana cara atau dengan alat
apakah seseorang membangun pengetahuannya.
3.
Kebenaran yang
dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan. Artinya, bagaimana relasi
atau hubungan antara subjek dan objek, manakah yang domain untuk membangun
pengetahuan.
E. Teori Kebenaran dan Kekhilafan
Secara tradisional teori-teori kebenaran meliputi :
1. Teori kebenaran saling berhubungan (Coherence Theory of Thruth)
Teori ini dibangun oleh para pemikir rationalis seperti Leibniz,
Spinoza, Hegel, dan Bradley.
2. Teori Kebenaran Saling Berkesesuaian (Correspondence Theory of
Truth)
Teori kebenaran ini adalah teori kebenaran yang tertua. Teori ini
berangkat dari teori pengalaman Aristoteles yang menyatakan segala sesuatu yang
diketahui adalah sesuatu yang dapat dikembalikan pada kenyataan yang dikenal
oleh subjek. (Abbas Hamami. 1996, hlm. 116).
3. Teori Kebenaran Inherensi (Inherent Theory of Truth)
Kadang-kaddang teori ini disebut juga teori pragmatis. Pandangannya
adalah suatu proposisi bernilai benar apabila mempunyai konsekuensi yang dapat
dipergunakan atau bermamfaat.
4. Teori Kebenaran Berdasarkan Arti (Semantic of Truth).
Teori ini mempunyai tugas untuk menguak kesahan dari proposisi
dalam referensinya. (Abbas Hamami M., 1982, hlm. 29)
Ø Teori Keikhlasan
Francis Bacon (1561-1626) dengan
teori terkenalnya yang dinamakan idola yang tercermin dalam bentuk ilusi
dan prodjudice yang menyelewengkan pemikiran ilmiah. Idola
tersebut antara lain:
1. Idola Teatri (sandiwara), yaitu sesuatu yang
sering dilihat oleh seseorang atau selalu tampak dalam kehidupan sehari-hari,
lama-kelamaan tanpa disadari dan diselidiki dianggap sebagai kebenaran.
2. Idola Fori (pasar), yaitu keadaan dalam
pikiran seseorang yang menyebabkan pikirannya tidak dapat berfungsi dengan
baik, karena orang tersebut hanya melihat sesuatu dari segi bentuk atau luarnya
saja.
3. Idola specus (gua), yaitu suatu idola yang diakibatkan oleh
individualitas manusia. Seseorang seolah-olah berada ditempat yang gelap
seperti di dalam gua.
4. Idola tribus(tribus=bangsa),
yaitu idola yang diakibatkan oleh kodrat manusiawi sehingga orang yang terkena
idola ini tidak dapat memahami apa yang dihadapinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan materi ini kita dapat menarik suatu kesimpulan
bahwa:
1.
Cara penemuan kebenaran dapat dikelompokan menjadi 2 cara, yaitu cara
ilmiah dan non ilmiah .
2.
Kebenaran yaitu yang berdasarkan pada sebuah fakta yang dirumuskan melalui
pemikiran yang logis dengan suatu standar atau aturan tertentu.
3.
Adapun jenis kebenaran
yaitu Kebenaran absolut,relatif, spekulatif,
korespondensi,pragmatis, normatif, religius, filosofis, estetis,
ilmiah dan teologis, idealogis,
konstitusional, logis.
4.
Sifat kebenaran menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu Fak.
Filsafat (UGM) (1996 ):
a. Kebenaran
berkaitan dengan kualitas
pengetahuan
b. Kebenaran berkaitan dengan karakteristik
terbentuknya pengetahuan
c. Kebenaran berkaitan atas ketergantungan
terjadinya pengetahuan.
5.
teori kebenaran:
a. Teori kebenaran
saling berhubungan
b. Teori kebenaran saling berkesuaian
c. Teori
kebenaran inherensi
d. Teori kebenaran berdasarkan arti
6.
Teori Keikhlasan
Francis Bacon (1561-1626)
dengan teori terkenalnya yang dinamakan idola yang tercermin dalam bentuk ilusi
dan prodjudice yang menyelewengkan pemikiran ilmiah.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik
dari isi dan cara penulisan.
Untuk itu kami sebagai penulis mohon maaf apabila pembaca tidak
merasa puas daengan hasil yang kami sajikan, dan kritik beserta saran juga kami
harapkan agar dapat menambah wawasan untuk memperbaiki penulisan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Banasuru,Arifin.2013.Filsafat
dan Filsafat Ilmu dari Hakikat Ke Tanggung Jawab. CV ALFABETA:Bandung
https:syafrudinmtop.blogspot.co.id/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar