Senin, 04 Desember 2017

PENEMUAN KEBENARAN

Penemuan Kebenaran
 (Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah filsafat ilmu)
Dosen pengampu : Soni Samsu Rizal M.Pd.I


Description: 20150926135709.jpg



Disusun oleh :
1.          Kokom Komariah
2.          Lia Anggraeni

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID)
2016





KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Ridha dan Inayah-Nya lah kami dapat menyusun makalah ini. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dan diharapkan kepada seluruh pembaca dapat memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang disampaikan yakni tentang “Penemuan Kebenaran”. Kami sangat menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kekhilapan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung terselenggaranya makalah ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya, yang tidak mungkin bisa disebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi semua para pembaca, aamiin.
                                                        


Darussalam, 11 oktober  2016

Penyusun





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFRAT ISI...................................................................................................................... ii
BAB I      PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A.      Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
B.       Perumusan Masalah............................................................................................. 2
C.       Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II     PEMBAHASAN............................................................................................... 3
A.      Cara Penemuan Kebenaran................................................................................. 3
B.       Definisi Kebenaran............................................................................................. 4
C.       Jenis-Jenis Kebenaran......................................................................................... 4
D.      Sifat Kebenaran.................................................................................................. 6
E.       Teori Kebenaran dan Kekhilafan........................................................................ 6
BAB III.. PENUTUP......................................................................................................... 8
A.     Kesimpulan........................................................................................................ 8
B.     Saran.................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 9







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran. Beberapa cara di tempuh untuk memperoleh kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atau empiris. Pengalaman-pengalaman yang di peroleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang lewat penalaran rasional, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti. Ilmu pengetahan harus dibedakan dari fenomena alam. Fenomena alam adalah fakta, kenyataan yang tunduk pada hukum-hukum yang menyebabkan fenomena itu muncul. Ilmu pengetahuan adalah formulasi hasil aproksimasi atas fenomena alam atau simplifikasi atas fenomena tersebut.
Pendidikan pada umumnya dan ilmu pengetahuan pada khususnya mengemban tugas utama untuk menemukan, pengembangan, menjelaskan, menyampaikan nilai-nilai kebenaran. Semua orang yang berhasrat untuk mencintai kebenaran, bertindak sesuai dengan kebenaran. Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan human. Sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat kemnusiaan (human dignity) selalu berusaha memeluk suatu kebenaran. Kebenaran sebagai ruang lingkup dan objek instrmen manusia sudah lama menjadi penyelidikan manusia. Manusia sepanjang sejarah kebudayaannya menyelidiki secara terus menerus apakah hakekat kebenaran itu.
Jika manusia mengerti dan memahami kebenaran, sifat asasinya terdorong pula untuk melaksanakan kebenaran itu. Sebaliknya pengetahuan dan pemahaman tentang kebenaran, tanpa melaksanakan kebenaran tersebut manusia akan manusia akan mengalami pertentangan batin, konflik spikologis.menurut para ahli filsafat itu bertingkat-tingkat bahkan tingkat-tingkat tersebut bersifat hirarkis. Kebenaran yang satu di bawah yang lain tingkatan kualitasnya ada kebenaran instrumen , ada kebenaran mtlak (instrumen). Ada kebenaran alami dan ada pula kebenaran ilahi, ada kebenaran khusus individual, ada pula kebenaran umum universal.





B.     Perumusan Masalah
1.      Bagaimana Cara Penemuan Kebenaran?
2.      Apa Definisi Kebenaran?
3.      Apa Jenis-Jenis Kebenaran?
4.      Bagaimana Sifat Kebenaran?
5.      Bagaimana Teori Kebenaran dan Kekhilafan?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui Cara Penemuan Kebenaran?
2.      Untuk mengetahui Definisi Kebenaran?
3.      Untuk mengetahui Jenis-Jenis Kebenaran?
4.      Untuk mengetahui Sifat Kebenaran?
5.      Untuk mengetahui Teori Kebenaran dan Kekhilafan?














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Cara Penemuan Kebenaran
Cara untuk menemukan kebenaran dapat dilihat dengan cara ilmiah dan non ilmiah. Hartono Kasmadi, dkk (1990) menguraikan cara menemukan kebenaran sebagai berikut.
a.       Penemuan Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan adalah penemuan yang berlangsung tanpa disengaja atau tanpa rencana.
b.      Penemuan “coba dan ralat” (Trial and Error)
Penemuan coba dan ralat adalah penemuan yang terjadi tanpa adanya kepastian akan berhasil atau tidak berhasil kebenaran yang di cari.
c.       Penemuan melalui otoritas atau kewibawaan
Penemuan kebenaran melaui otoritas atau kewibawaan adalah  penemuan yang berdasarkan pendapat orang-orang yang memiliki kewibawaan atau kedudukan dan kuasa. Pendapat tersebut bukan pendapat yang beraasal dari penelitian melainkan pemikiran yang subjek subjektivitas.
d.      Penemuan Secara Spekulatif
Penemuan secara spekulatif ini hampir sama dengan penemuan coba dan ralat. Namun perbedaannya, pada penemuan secara spekulatif ini seseorang membuat beberapa alternatif pemecahan dan memilih salah satunya. Walaupun ia tidak yakin benar dengan keberhasilannya.
e.       Penemuan kebenaran Lewat Cara Berpikir Kritis dan Rasional
Penemuan kebenaran lewat cara berpikir kritis dan rasional merupakan cara manusia untuk menganalisis suatu masalah berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki untuk sampai pada pemecahan yang tepat.
f.       Penemuan Kebenaran Melalui Penelitian Ilmiah
Cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah ialah yang dilakukan melalui penelitian yang kemudian diyakini bahwa ada sebab bagi ssetiap akibat, dan bahwa pada setiap gejala yang tampak dapat dicari penjelasannya secara ilmiah.



B.     Definisi Kebenaran
Problematika mengenai  kebenaran, seperti halnya problematika tentang pengetahuan, merupakan masalah-masalah yang mengacu pada tumbuh dan berkembangnya dalam filsafat ilmu. Apabila orang memberikan prioritas kepada peranan pengetahuan, dan apabila orang percaya bahwa dengan pengetahuan itu manusia akan menemuakan kebenaran dan kepastian, maka mau tidak mau orang harus berani menghadapi pertanyaan tersebut,, sebagai hal yang mendasar dan hal yang mendasari skap dan wawasannya..
Dalam kamus umum bahasa Indonesia menurut purwadarminta ditemukan arti kebenaran diantaranya yaitu keadaan sesuatu yang benar, dan sungguh-sungguh ada. Kebenaran merupakan tema sentral didalam filsafat ilmu. Secara umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran.
Kebenaran adalah kenyataan yang benar-benar terjadi. Pernyatan ini pasti, dan tidak dapat dipungkiri lagi. Kita manusia selalu ingin tahu kebenaran, karena hanya kebenaranlah yang bisa memuaskan rasa ingin tahu kita, dengan kata lain  tujuan pengetahuan ialah mengetahui kebenaran. Tujuan ilmu juga mencapai kebenaran, dengan kata lain, dalam ilmu kita manusia  ingin memperoleh pengetahuann yang benar, karena ilmu merupakan pengetahuan yang sistematis, maka pengetahuan yang diituju ilmu adalah pengetahuan ilmiah.
Kita manusia bukan hanya sekedar ingin tahu, tetapi ingin mengetahui kebenaran. Kita juga selalu ingin memiliki pengetahuan yang benar. Kebenaran ialah persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya. Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan obyeknya.

C.     Jenis-Jenis Kebenaran
1.      Kebenaran absolut, yaitu kebenaran mutlak ciri kebenaran mutlak adalah kebenaran yang benar dengan sendirinya, tidak berubah-ubah, dan tidak membutuhkan pengakuan dari siapa pun supaya menjadi benar. Hal itu bukan
berarti dirinya menjadi benar, karena tanpa ada atau tidaknya pernyataan tersebut, kebenaran mutlak telah ada. Kebenaran mutlak berlaku bagi dzat pencipta kebenaran yakni Tuhan.
2.      Kebenaran relatif, merupakan kebenaran yang berubah-ubah. Semua hasil pengetahuan dinyatakan benar, apalagi kebenaran tersebut memiliki alasan yang logis. Kebenaran relatif tidak akan pernah satu, melainkan banyak yang tidak akan terbatas, bahkan pernyatan tidak benar atas yang di pandang benar, adalah dua kebenaran yang kemudian terjebak dalam relativitas kebenaran.
3.      Kebenaran spekulatif, yaitu kebenaran yang menjadi ciri khas filsafat. Kebenaran ini bersifat “kebetulan”dengan landasan rasional dan logis.
4.      Kebenaran korespondensi, kebenaran yang bertumpu pada realitas objektif. Kriteria kebenaran korespondensi dicirikan oleh adanya relevansi pernyatan dan kenyataan, antara teori dan praktik.
5.      Kebenaran pragmatis, kebenaran yang di ukur oleh adanya manfaat suatu pengetahuan bagi kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun kelompok. Jika pengetahuan tidak memberikan manfaat, hal itu merupakan kesalahan. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan pada untung rugi suatu perbuatan digolongkan pada kenyataan pragmatisme. Pragmatisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Pegangan pragmatis adalah logika prengamatan. Aliran ini bersedia menerima pengalaman pribadi, kebenaran mistis, yang terpenting dari semua itu membawa akibat praktis yang bermanfaat. (Lihat Luhaya S.Pradja, 1997:115)
6.      Kebenaran  normatif, yaitu kebenaran yang didasarkan padasistem sosial yang sudah baku. Misalnya kebenaran karena tuntutan adat kebiasaan atau kesepakatan sosial yang telah lama berlaku dalam kehidupan kultural masyarakat
7.      Kebenaran religius,  yaitu kebenaran yang doidasarkan kepada ajaran dan nilai nilai agama. Kebenaran diperoleh bukan hanyaoleh penafsiran ajaran secara rasio,melainkan didasarkan pada keimana  kepada ajaran yang dimaksudkan.
8.      Kebenaran filosofis, yaitu kebenaran hasil perenungan dan pemikiran refleksi ahli filsafat yang disebut hakikat atau the nature, meskipun subjektif, tampak mendalam karena melalui penghayatan exsistensial bukan hanya pengalaman dan pemikiran intelektual semata.(Sutardjo Wiramihardja,2006:33)
9.      Kebenaran estetis, ialah kebenaran yang didasarkan pada pandangan tentang keindahan dan keburukan.
10.  Kebenaran ilmiah ialah kenearan yang ditandai oleh terpenuhinya syarat-syarat ilmiah, menyangkut relevansi antara teori dan kenyataan hasil penelitian dilapangan.
11.  Kebenaran teologis adalah kebenaran yang didasarkan pada firman-firman Tuhan sebagai pesan-pesan moral yang filosofis.
12.  Kebenaran idealogis, adalah kebenaran karena tidak menyimpang dari cita-cita kehidupan suatu bangsa. Kebenaran yang seiring dengan ideologi yang di anut.
13.  Kebenaran konstitusional, yaitu kebenaran atas dasar undang-undang sehingga tindakan yang tidak bertentangan dengan undang-undang dinyatakan sebagai konstitusional, sedangkan yang menentang undang-undang disebut sebagai inkonstitusional.
14.  Kebenaran logis, yaitu kebenaran karena lurusnya berfikir. Kebenaran ini dicirikan oleh bentuk pemberian pengertian dan definisi. Jika premis mayor dan premis minor saling menghubungkan, dan konklusinya tepat serta akurat, pernyataan yang demikian dikategorikan sebagai kebenaran logis.

D.    Sifat Kebenaran
Berbagai kebenaran dalam Tim Dosen Filsafat Ilmu Fak. Filsafat (UGM)   (1996 ) dibedakan menjadi tiga hal, yakni sebagai berikut :
1.      Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan. Artinya setiap pengetahuan  yang dimiliki oleh seseorang yang mengetahui sesuatu objek ditilik dari jenis pengetahuan yang dibangun yang berupa; pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, pengetahuan filsafat, dan pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan agama.
2.      Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dari bagaimana cara atau dengan alat apakah seseorang membangun pengetahuannya.
3.      Kebenaran yang dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan. Artinya, bagaimana relasi atau hubungan antara subjek dan objek, manakah yang domain untuk membangun pengetahuan.

E.   Teori Kebenaran dan Kekhilafan
Secara tradisional teori-teori kebenaran meliputi :
1.      Teori kebenaran saling berhubungan (Coherence Theory of Thruth)
Teori ini dibangun oleh para pemikir rationalis seperti Leibniz, Spinoza, Hegel, dan Bradley.
2.      Teori Kebenaran Saling Berkesesuaian (Correspondence Theory of Truth)
Teori kebenaran ini adalah teori kebenaran yang tertua. Teori ini berangkat dari teori pengalaman Aristoteles yang menyatakan segala sesuatu yang diketahui adalah sesuatu yang dapat dikembalikan pada kenyataan yang dikenal oleh subjek. (Abbas Hamami. 1996,  hlm. 116).
3.      Teori Kebenaran Inherensi (Inherent Theory of Truth)
Kadang-kaddang teori ini disebut juga teori pragmatis. Pandangannya adalah suatu proposisi bernilai benar apabila mempunyai konsekuensi yang dapat dipergunakan atau bermamfaat.
4.      Teori Kebenaran Berdasarkan Arti (Semantic of Truth).
Teori ini mempunyai tugas untuk menguak kesahan dari proposisi dalam referensinya. (Abbas Hamami M., 1982, hlm. 29)
Ø  Teori Keikhlasan
Francis Bacon (1561-1626) dengan teori terkenalnya yang dinamakan idola yang tercermin dalam bentuk ilusi dan prodjudice yang menyelewengkan pemikiran ilmiah. Idola tersebut antara lain:
1.    Idola Teatri (sandiwara), yaitu sesuatu yang sering dilihat oleh seseorang atau selalu tampak dalam kehidupan sehari-hari, lama-kelamaan tanpa disadari dan diselidiki dianggap sebagai kebenaran.
2.    Idola Fori (pasar), yaitu keadaan dalam pikiran seseorang yang menyebabkan pikirannya tidak dapat berfungsi dengan baik, karena orang tersebut hanya melihat sesuatu dari segi bentuk atau luarnya saja.
3.    Idola specus (gua), yaitu suatu idola yang diakibatkan oleh individualitas manusia. Seseorang seolah-olah berada ditempat yang gelap seperti di dalam gua.
4.    Idola tribus(tribus=bangsa), yaitu idola yang diakibatkan oleh kodrat manusiawi sehingga orang yang terkena idola ini tidak dapat memahami apa yang dihadapinya.



                                                                          


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari penjelasan materi ini kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa:
1.    Cara penemuan kebenaran dapat dikelompokan menjadi 2 cara, yaitu cara ilmiah dan non ilmiah .
2.    Kebenaran yaitu yang berdasarkan pada sebuah fakta yang dirumuskan melalui pemikiran yang logis dengan suatu standar atau aturan tertentu.
3.    Adapun jenis kebenaran yaitu Kebenaran absolut,relatif, spekulatif, korespondensi,pragmatis, normatif, religius, filosofis, estetis, ilmiah  dan teologis, idealogis, konstitusional, logis.
4.    Sifat kebenaran menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu Fak. Filsafat (UGM)   (1996 ):
a.       Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan
b.      Kebenaran berkaitan dengan karakteristik terbentuknya pengetahuan
c.       Kebenaran berkaitan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan.
5.    teori kebenaran:
a.       Teori kebenaran saling berhubungan
b.      Teori kebenaran saling berkesuaian
c.       Teori  kebenaran inherensi
d.      Teori kebenaran berdasarkan arti
6.    Teori Keikhlasan
Francis Bacon (1561-1626) dengan teori terkenalnya yang dinamakan idola yang tercermin dalam bentuk ilusi dan prodjudice yang menyelewengkan pemikiran ilmiah.
B.     Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari isi dan cara penulisan.
 Untuk itu kami sebagai penulis mohon maaf apabila pembaca tidak merasa puas daengan hasil yang kami sajikan, dan kritik beserta saran juga kami harapkan agar dapat menambah wawasan untuk memperbaiki penulisan makalah kami.


DAFTAR PUSTAKA
Banasuru,Arifin.2013.Filsafat dan Filsafat Ilmu dari Hakikat Ke Tanggung Jawab. CV ALFABETA:Bandung
 https:syafrudinmtop.blogspot.co.id/2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar