Jumat, 08 Desember 2017

filsafat ilmu

Judul Buku      : Filsafat Ilmu
Penulis             : Dr. Cecep Sumarna
Penerbit           :   CV. Mulia Press, Bandung
Tahun Terbit    : 2008
Tebal Buk        :  271 halaman
Intisari Buku:
Buku yang ditulis oleh Cecep Sumarna ini, pada hakekatnya ingin mengungkapkan tentang pengetahuan, ilmu dan anak turunannya (teknologi) yang selalu menjadi perhatian orang. Wajar saja ini dituangkan dalam tulisan ini, karena hampir setiap dinamika kehidupan manusia akan sangat tergantung pada tiga persoaan di atas. Abad ini, yang disinyalir oleh berbagai ahli sebagai abad informasi, telah menggeser paradigm berpikir masyarakat. Perubahan paradigma dimaksud, salah satunya dipengaruhi kuat oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan teknologi saat ini misalnya, bukan hanya sekedar dijadikan alat, tetapi ia kini telah menjadi komoditi yang dapat diperjual belikan dengan berbagai kepentingan.
Dihadapkan pada kondisi tersebut di atas, maka penulis buku filsafat ilmu ini, yaitu Cecep Sumarna, beliau mampu mencermati dan mengimbangi hal tersebut dengan menampilkan pemikirannya terhadap sesuatu yang sedikit jarang dilakukan dan diperhatikan orang,  dan ini menurut saya cukup urgen untuk diteliti lebih jauh, yaitu pembahasan mengenai hakikat pengetahuan, ilmu dan teknologi itu sendiri khususnya ketika harus berelasi dengan manusia. Harus diakui bahwa perhatian terhadap hal ini telah melahirkan banyak aliran dalam filsafat dengan segala persamaan dan perbedaannya, dan itu semua melahirkan filsafat ilmu yang dibahas secara terperinci dalam buku ini oleh sang penulis Cecep Sumarna.Tulisan ini merupakan obsesi Cecep Sumarna untuk memajukan pola pikir bangsa ini serta mengembangkan, menguji dan membuat ilmu dalam satu wadah khusus yaitu filsafat ilmu.
Namun, sebagai cendekiawan muslim, Cecep Sumarna dalam mengembangkan tulisannya tentang filsafat ilmu masih berkiblat kepada filosof-filosof Yunani. Walau demikian, terdapat upaya Cecep Sumarna untuk mengimbangi kelemahannya ini dengan menampilkan beberapa filosof muslim, dan di dalam buku ini juga dikemukakan tentang peranan dunia Islam sebagai penyelamat ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Di dalam buku ini juga terdapat semangat Cecep Sumarna untuk melakukan islamisasi filsafat ilmu dan pengetahuan, namun pengembangannya masih terbatas karena di dalam tulisannya masih terungkap pandangan dan pemikiran para filosof Yunani Kuno, seperti Aristoteles, Socrates dan lain-lain.Walau demikian, perlu diakui, bahwa pemikiran-pemikiran yang diangkat oleh Dr. Cecep Sumarna ini merupakan buah karya anak muda yang produktif untuk membantu khazanah kita untuk memikirkan atau ikut serta berpikir tentang masalah filsafat ilmu yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehingga ilmunya dapat memberikan manfaat yang positif bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini.



Kekuasaan Dinasti Umayyah Menciptakan Budaya Monarki-Oligarki, Budaya Kudeta Politik, Budaya Ilmu, Budaya Perluasan Wilayah

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib mengakibatkan lahirnya kekuasaan yang berpola dinasti atau kerajaan. Pola kepemimpinan sebelumnya (khalifah Ali) yang masih  menerapkan pola keteladanan nabi muhammad, yaitu pemilihan khalifah dengan proses musyawarah akan terasa berbeda ketika memasuki pola kepemimpinan dinasti-dinasti yang berkembang sesudahnya. Bentuk pemerintahan dinasti ata kerajaan yang cenderung bersifat kekuasaan foedal turun temurun hanya untuk mempertahankan kekuasaan, adanya unsur otoriter kekuasaan mutlak, kekerasan, diplomasi, yang di bumbui tipu daya dan hilangnya keteladanan nabi untuk musawarah dalam menentukan pemimpin merupakan gambaran umum tentang kekuasaan dinasti sesudah khulafaurasyidin.
Dinasti umayyah merupakan kerajaan pertama islam yang didirikan oleh muawiyah ibn abi supyan. Perintisan dinasti ini dilakukannya dengan cara menolak pembaiatan terhadap khalifah ali bin abi thalib, kemudian ia memilih berperang dan melakukan perdamaian dengsn pihak ali dengan strstegi politik yang menguntungkan baginya.
Jatuhnya ali dan naiknya muawiah juga dibebaskan keberhasilan pihak khawarij (kelompok yang mengembangkan dari ali) membunuh khalifah ali, meskipun kemudian tampak kekuasaan dipegang oleh putranya hasan, tanpa dukungan kuat dan kondisi politik yang kacau ahirnua kepemimpinan pun hanya bertahan beberapa bulan.  Pada ahirnya hsan menyerahkan kepemimpinan kepada muawiah namun dengan perjanjian bahwa pemilihan kepemimpinan sesudahnya adalah diserahkan kepada umat islam. perjanjian tersebut di bangun pda tahun 661 M/ 41 H dan dikenal jamaah karena perjanjian ini  mempersatukan umat islam menjadi satu kepemimpinan, namun secara tidak langsung mengubah pola pemerintahan menjadi kerajaan.
Meskipun begitu , munculnya dinasti umayah memberikan babak baru dalam  kemajuan peradabaan islam. hal itu di buktikan dengan sumbangan-sumbagan dalam perluasan wilayah, kemajuan pendidikan dan kebudayaan.
B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah Kekuasaan Dinasti Umayyah Menciptakan Budaya Monarki-Oligarki, Budaya kudeta, budaya ilmu dan budaya perluasan wilayah?
2.    Siapakah Khalifah-Khalifah Bani Umayyah?
3.    Bagaimanakah Perluasan Wilayah Teritorial Islam pada masa Daulah Umayyah?
C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui Kekuasaan Dinasti Umayyah Menciptakan Budaya Monarki-Oligarki, Budaya kudeta, budaya ilmu dan budaya perluasan wilayah.
2.    Untuk mengetahui Khalifah-Khalifah Bani Umayyah.
3.    Untuk mengetahui Perluasan Wilayah Teritorial Islam pada masa Daulah Umayyah.












SUPERVISI STANDAR KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS SEKOLAH

BAB I
PEMBAHASAN
  1. Latar Belakang
Dengan di berlakukannya Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah dan Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Tugas supervise kepala sekolah meliputi tugas merencanakan program supervise akademik dalam rangka profesionalitas guru, melaksanakan supervise akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervise yang tepat serta menindaklanjuti hasil supervise akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
Jalinan komunikasi antara guru dan kepala sekolah memang harus di optimalkan agar tidak memiliki persepsi yang keliru atau bahkan saling mencurigai karena ketidak tahuan masing-masing pihak. Oleh karena itu sangat bijaksana bila kepala sekolah sebagai panutan warga sekolah mau memberi contohbaik sekaligus mau membangun komunikasi dengan warga sekolah dengan penuh kekeluargaan. Agar dapat melakukan tuntutan yang demikian  maka kepala sekolah juga harus memiliki kemampuan yang telah terstandar, sehingga di harapkan tidak terjadi kesenjangan antara harapan ( tujuan sekolah) dengan kenyataan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah Standar Kepala Sekolah itu?
2.      Bagaimanakah Kompetensi Pengawas itu?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui standar kepala sekolah
2.      Untuk mengetahui kompetensi pengawas


Model Desain Sistem Pembelajran Berorientasi Pencapian Kompetensi ( DSI-PK)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Model desian sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-Pk) merupakan suatu model desain pembelajaran untuk menunjang implementasi kurikulum berorientasi pada kompetensi. adapun munculnya model desain ini dilator belakangi oleh dual hal. pertama, lahirnya UU No.25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom. kedua, UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Dua kebijakan tersebut berimplikasi pada kebijakan penyelenggaraan perubahan sistem pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik ke desentralistik. artinya, apabila sebelumnya pengelolaan pendidikan merupakan wewenang pusat maka dengan berlakunya undang-undang tersebut kewenangan pengelolaan pendidikan berada pada pemerintah daerah (kota atau kabupaten).
Kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh peserta didik, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan. dalam makalah ini akan dibahas seperti apa latar belakang perlunya model pembelajaran DSI-PK dan kerangka model pembelajarannya.
B.     Rumusan Masalah
1)      Apa yang menjadi latar belakang perlunya model pembelajaran DSI-PK sebagai penunjang kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi?
2)      Bagaimanakah kerangka model pembelajaran yang berorientasi pencapaian kompetensi?
C.    Tujuan
1)      Untuk mengetahui apa yang menjadi latar belakang perlunya model pembelajaran DSI-PK sebagai penunjang kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi
2)      Untuk mengetahui kerangka model model pembelajaran yang berorientasi pencapaian kompetensi

Senin, 04 Desember 2017

PENEMUAN KEBENARAN

Penemuan Kebenaran
 (Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah filsafat ilmu)
Dosen pengampu : Soni Samsu Rizal M.Pd.I


Description: 20150926135709.jpg



Disusun oleh :
1.          Kokom Komariah
2.          Lia Anggraeni

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID)
2016

STUDI PERKEMBANGAN

Studi Perkembangan
Oleh
Kokom Komariah

A.      Pengertian Studi Perkembangan
Studi perkembangan adalah salah satu studi yang memberikan informasi penting bagi para peneliti di bidang pendidikan mengenai perkembangan intelektual, emosional, dan perkembangan sosial siswa. Melalui studi perkembangan ini peneliti dapat memperoleh informasi mengenai progresifitas kemampuan belajar siswa, perkembangan kualitas pembelajaran. Studi ini mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu obyek. Tujuan studi ini adalah untuk menyelidiki pola dan tahap urutan pertumbuhan dan atau perubahan dalam fungsi waktu.
B.      Contoh Kasus dalam Studi Perkembangan
Contoh penelitian ini adalah mendeskripsikan perkembangan bahasa anak/ siswa (perkembangan penguasaan fonem, morfem, kata, tatabahasa, dan perkembangan keterampilan berbahasanya). Contoh lain:
1.       Studi mengenai perkembangan tingkah laku anak umur 0 - 10 tahun ·
2.       Studi mengenai pengaruh bantuan dana IDT pada peningkatan perekonomian pedesaan
3.       Studi mengenai pengaruh kepesertaan program KB terhadap penekanan angka kematian
4.       Studi tentang laju pertumbuhan anak dari usia 3 tahun sampai 5 tahun. ·
5.       Studi mengenai sifat-sifat dan laju pertumbuhan anak balita, remaja dan dewasa
C.      Teknik-Teknik dalam Studi Perkembangan
a.       Longitudinal
Metode longitudinal termasuk dalam bagian dari studi kasus, metode ini adalah jenis khusus pengamatan. Tugasnya adalah untuk menentukan penyebab dari individu ke dalam perubahan yang terjadi pada satu orang, atau individu yang berbeda atau untuk berbagai kelompok masyarakat. Pendekatan ini dianggap sebagai satu ideal untuk pengembangan psikologi/konseling yang dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi dalam manusia, dimana perilakunya tergantung pada usianya. Penggunaan metode longitudinal berkaitan erat dengan pertumbuhan pembangunan psikologi. Memang, ada banyak biografi dan jurnal di mana perilaku anak-anak digambarkan dalam proses pembangunan mereka. Metode longitudinal secara luas digunakan dari 1916, ketika testology muncul.
Dalam rangka untuk menerima data dengan bantuan pendekatan longitudinal beberapa tes, kuesioner, metode observasi digunakan. Sisa jarak antara pengukuran longitudinal tergantung pada periode kehidupan yang diselidiki. Sebagai contoh, untuk orang dewasa seminggu yang sangat singkat waktu, sedangkan untuk seminggu bayi adalah periode yang sangat besar. Pendekatan longitudinal adalah pendekatan dalam studi kasus penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki anak dalam jangka waktu yang lama, misalnya mengikuti perkembangan sesorang dalam jangka waktu tertentu, seperti selama masa kanak-kanak atau selama masa remaja. Dengan pendekatan ini diteliti beberapa aspek tingkah laku pada satu atau dua orang yang sama dalam waktu beberapa tahun. Dengan begitu akan diperoleh gambaran aspek perkembangan secara menyeluruh. Dalam teknik ini, sampel yang sama dipelajari sejak jangka waktu tertentu. Menurut Ubaidat et all pada teknik ini peneliti dapat memilih sekelompok dari individu-individu dan mengikuti perkembangannya dalam usia yang berbeda. Selanjutnya Ubaidat, et all memberi contoh sebagai berikut.
Apabila peneliti akan mengkaji perkembangan bahasa anak pada usia antara dua tahun sampai lima tahun, maka dia melakukan hal-hal berikut:
a.       Memilih beberapa anak yang berusia dua tahun
b.       Mengamati kosa kata yang dimiliki oleh anak pada usia tersebut
c.        Melakukan pengamatan secara kontinyu terhadap perkembangan bahasa mereka sampai enam bulan dan setahun, dan demikian seterusnya sampai anak tersebut berusia lima tahun.
d.       Mencatat hasil pengamatan dalam tabel tertentu yang berisi tentang usia anak dan jumlah kata yang dikuasai anak.
e.        Menyimpulkan hasil temuan ·
1)       Keunggulan Teknik Longitudinal:
1.       Metode ini menghasilkan suatu temuan yang detail, mendalam, dan dilakukan secara intensif. Sementara itu,
2.       Sampel lebih sedikit, sehingga memungkinkan untuk melakukan analisa terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap individu. •
3.       Memungkinkan mengetahui gangguan-gangguan dalam perkembangan, baik secara pribadi maupu dalam kelompok.
4.       Memungkinkan melakukan analisa terhadap hubungan antara proses pertumbuhan, baik aspek kematangan maupun pengalaman, karena data yang diperoleh berasal dari anak yang sama.
5.       Memberikan kesempatan untuk menganalisa efek lingkungan terhadap perubahan tingkah laku dan kepribadian.
2)       Kelemahannya:
1.       Membutuhkan waktu yang yang lama dan biaya yang besar.
2.       Memerlukan banyak peneliti yang kemungkinan memiliki pengalaman yang berbeda-beda.
3.       Kemungkinan terjadinya gangguan dalam selang waktu penelitian yang sedang dilakukan, misalnya bila orang pindah tempat atau meninggal.
b.       Metode cross- sectional
Pendekatan Cross-sectional adalah suatu pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan studi kasus penelitian terhadap beberapa kelompok anak dalam jangka waktu yang relative singkat. Dalam pendekatan ini penelitian dilakukan terhadap orang-orang atu kelompok orang dari tingkat umur yang berbeda-beda. Suatu studi kros-sektional yang umum dapat mencakup sekelompok anak berusia 5 tahun, 8 tahun, dan 11 tahun; kelompok lain dapat mencakup kelompok anak remaja dan orang dewasa, berusia 15 tahun, 25 tahun dan 45 tahun. Kelompok-kelompok yang berbeda tersebut dapat dibandingkan dalam halkeberagaman variable terikat, sepeti IQ, memori, relasi teman sebaya, kedekatan dengan orang tua, perubahan hormone, dan lain-lain. Semua ini dapat dilakukan dalam waktu yang relative singkat. Dengan mengambil kelompok orang dari tingkat umur yang berbeda ini akhirnyaakan dapat ditemukan gambaran mengenai proses perkembangan satu atau beberapa aspek kepribadian seseorang.
Melalui pendekatan kros-sektionalini dapat diperoleh pengertian yang lebih baik akan factor yang khas atau yang kurang khas bagi kelompok-kelompok yang diperbandingkan. Metode ini menunjukkan perbandingan antara kelompok-kelompok orang yang berbeda menurut umur, pendidikan, pekerjaan dan aktivitas komunikasi. Tugas utama dari pendekatan penampang adalah membandingkan ujian dari berbagai usia. Perbandingan ini dapat lebih berguna dalam kasus yang membujur perbandingan jumlah kecil ujian sudah dilaksanakan. Awalnya, pendekatan cross-sectional ini digunakan untuk mempelajari phylogenesis perilaku dan aktivitas psikis. Kini ia secara luas digunakan dalam psikologi perkembangan dan mencakup banyak alasan, yaitu:
1.       Beragam tingkat perkembangan, misalnya, perbandingan organisasi psikis manusia dan primata.
2.       Berbagai periode pembangunan, misalnya anak-anak perbandingan pra - usia sekolah dengan anak-anak usia sekolah.
3.       Berbeda fase periode yang sama. Sebagai contoh, psikis perbandingan organisasi orang-orang awal dan akhir-akhir dewasa.
Selain kriteria usia ini, ada beberapa yang lain, seperti: penyelidikan mengungkap keanehan psikis menurut umur, milik profesional, kondisi kesehatan dan sebagainya. Studi kasus cross-sectional mempunyai data yang berasal dari lebih banyak subjek dan data dikumpulkan dalam waktu yang relative bersamaan. Dalam penelitian cross-sectional subjek penelitian diberi pertanyaan atau tugas yang sama dan agar data yang diinginkan dapat diperoleh, situasi penelitian atau alat pengumpul datanya dibuat sedemikian rupa sehingga data dari banyak subjek dapat terkumpul dalam waktu yang reltif singkat. Penelitian cross-sectionl ini dapat dikategorikan ke daam jenis penelitian kuantitatif karena datanya berupa data statistik yang berupa angka atau frekuensi. Subjek pada penelitian cross-sectional dibagi ke dalam beberapa tingkatan seperti tingkat lama belajar, tingkatan umur atau tingkatan kemampuan berbahasa namun data yang terkumpul diharapkan dapat menggambarkan suatu proses perkembangan kebahasaan secara utuh. Metode ini meneliti kelompok dari berbagai usia dan tingkatan pada saat yang sama. Apabila peneliti akan mengkaji perkembangan bahasa anak antara dua tahun, lima tahun, dan enam tahun, maka langkah-langkah yang harus dilakukan:
1.       Memilih kelompok anak usia dua tahun ·
2.       Memilih kelompok anak usia tiga tahun, dan kelompok yang lain (anak usia empat tahun, dan kelompok anak usia lima tahun). ·
3.       Mengukur atau menghitung jumlah kata yang dikuasai oleh masing-masing kelompok usia dan menyusunnya ke dalam tabel. ·
4.       Membuat kesimpulan tentang perkembangan bahasa anak dari usia dua tahun sampai usia lima tahun. ·
1)       Kelebihan dan Kelemahan Metode Cross- Sectional
Keuntungan utama dalam pendekatan ini adalah bahwa para peneliti tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk menunggu individu bertumbuh. Kelebihan yang dimiliki oleh metode ini adalah sampel yang diteliti dalam metode ini dari berbagai tingkatan dan cukup besar, serta waktu yang dibutuhkan dalam metode ini relatif singkat. Sedangkan kelemahannya adalah perbedaan yang secara kebetulan ada di antara sampel-sampel itu mungkin dapat membuat hasil penelitian menjadi bias, kemungkinan ada variabel luar yang menimbulkan perbedaan di antara populasi-populasi yang ditarik sampelnya, karena subjek terdiri dari berbagai tingkatan dan waktu yang digunakan relatif singkat, maka kedetailan dan kedalaman hasil dalam metode ini masih kurang. Pendekatan ini tidak memberi informasi tentang bagaimana individu berubah atau tentang stabilitas karakteristiknya. Naik turunya perkembangan dapat menjadi tidak jelas.


Senin, 19 Desember 2016

MTs AL-FADLILIYAH DARUSSALAM CIAMIS

Adik-adikku yang ingin melanjutkan sekolah ke tingkat yang selanjutnya, kalian bisa pilih saja MTs Al-Fadliliyah Darussalam Ciamis ..MTs adalah MTs terbaik di Indonesia.!
VISI
“Madrasah Pelopor dalam Pendidikan Karakter yang Berbasis Pesantren”
INDIKATOR VISI
Unggul dalam akhlak mulia
Unggul dalam hafalan Al-Qur’an
Unggul dalam prestasi akademik
Unggul dalampenguasaan Teknologi
Unggul dalam prestasi Olah-Raga dan Seni
Unggul penguasaan bahasa asing
  Unggul dalam pembentukan jiwa kepemimpinan
                                                
 Unggul dalam kepedulian lingkungan alam 
  Unggul dalam kepedulian social
  Unggul dalam Nilai kebangsaan
MISI
Membiasakan prilaku sesuai dengan norma-norma kepesantrenan
Membina dan mengembangkan hapalan Qur’an
Menyelenggarakan pendidikan sesuai standar nasional pendidikan
Menyelanggarakan pendidikan khas pesantren
Menyelenggarakan pembelajaran berbasis IT
Membangun motivasi minat dan bakat individu
Mengembangkan keterampilan Berbahasa Asing
Mengadakan pendidikan kecakapan hidup
Mengadakan inovasi dalam kegiatan pembelajaran
Membiasakan budaya bersih
Mengembangkan sikap peduli social
Menanamkan wawasan kebangsaan
Tujuan
Terbiasa berprilaku sesuai dengan norma-norma kepesantrenan
Memilki hapalan Al-Qur’an sesuai target yang ditentukan oleh Madrasah
Memiliki kemampuan membaca kitab kuning
Mampu menggunakan teknologi dalam pembelajaran
Memperoleh predikat baik dalam setiap mata pelajaran
Memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti seluruh proses pembelajaran
Mampu menunjukkan minat dan bakat individu
Memiliki keterampilan Berbahasa Asing baik lisan maupun tulisan
Memiliki dasar-dasar kecakapan hidup
Mengadakan inovasi dalam system pembelajaran modern
Terbiasa berbudaya hidup bersih
Memiliki sikap kepedulian social yang tinggi
Memiliki jiwa kebangsaan yang militan.
FASILITAS PEMBELAJARAN
 
Umum :
·         Ekstrakulikuler (Pramuka, Paskibra, Bulan Sabit Merah Remaja)Leadership Training (Latihan Kepemimpinan)PerpustakaanPusat Pelatihan Komputer,Laboratorium MIPA dan BahasaRuang Audio VisualToko Swalayan Serba Ada (Tosserba)Sanggar Seni Dan Olahraga (Band, Qasidah, Drumband, Teater, Qiraat, Bela Diri, Nasyid, Sepak Bola, Bola Voli, Bola Basket, Badminton, dan Tenis Meja)Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)KantinToko Buku dan Kitab.
Khusus untuk KPB ditambahkan beberapa fasilitas dan sarana prasarana penunjang program pembelajaran lainnya, diantaranya :
1.      Ruang belajar ber-AC dan bermultimedia*
2.      Laboratorium komputer
3.      Laboratorium bahasa
4.      Peralatan out-bound
5.      Laptop dan infocus/LCD lengkap perkelas*
6.      Perpustakaan kelas
7.      Mimbar orasi/muhadlarah.
*) disediakan hanya untuk masing-masing kelas.